1. Perang Saudara Amerika Serikat
Perang Saudara
Amerika Serikat (1861–1865), juga dikenal sebagai Perang Antar Negara
Bagian (lihat nama-nama lain), adalah sebuah perang saudara di Amerika
Serikat. Sebelas negara bagian budak di Selatan mengumumkan pemisahan
dari Amerika Serikat dan membentuk Konfederasi Amerika yang dikenal
sebagai “Konfederasi”. Dipimpin oleh Jefferson Davis, pihak Konfederasi
memperjuangkan kemerdekaannya dari Amerika Serikat. Pemerintah federal
Amerika Serikat (AS) didukung oleh dua puluh negara bagian, kebanyakan
negara bagian bebas yang telah menghapus perbudakan dan lima negara
bagian budak yang kelak dikenal sebagai negara bagian perbatasan.
Keduapuluhlima negara bagian ini yang disebut sebagai Uni, memiliki
basis populasi dan industri yang lebih besar ketimbang Selatan. Setelah
empat tahun perang berdarah (kebanyakan di negara bagian Selatan),
Konfederasi menyerah dan perbudakan dihapus di seluruh negara. Restorasi
Serikat, dan Era Rekonstruksi yang mengikutinya, menghadapi masalah
yang masih belum terselesaikan selama beberapa generasi selanjutnya.
Perang Saudara
Amerika adalah menjadi salah satu perang pertama yang menunjukkan perang
industri persenjataan dalam sejarah manusia. Pembuatan rel kereta,
kapal-kapal uap, produksi senjata secara massal, dan berbagai macam alat
militer lainnya dilakukan di mana-mana. Praktek perang total yang
dikembangkan oleh Sherman di Georgia dan perang parit di sekitar
Petersburg menjadi salah satu taktik yang digunakan dalam Perang Dunia I
di Eropa.
2. Perang Saudara Rusia
Perang saudara
Rusia adalah perang saudara yang terjadi dari tahun 1918 sampai tahun
1922 antara beberapa kelompok dan negara di Rusia. Pertempuran utama
terjadi antara dua kelompok besar, yaitu Pemerintah Uni Soviet yang baru
dengan Tentara Merah dan Kelompok Nasionalis Rusia dengan Tentara
Putih. Tentara Merah adalah cabang angkatan bersenjata Uni Soviet yang
dibentuk mengikuti Revolusi Oktober tahun 1917. Tentara Putih yang
disokong oleh beberapa negara sekutu, seperti Amerika Serikat, Inggris,
Perancis, Polandia, Italia, Jepang dan beberapa negara lainnya melawan
pemerintah Rusia yang baru dibawah kendali Bolshevik. Beberapa negara
bagian juga memberontak menentang pemerintahan komunis Uni Soviet.
Akhirnya, Uni Soviet berhasil memenangkan perang ini dan semakin
memperkuat kedudukannya atas daerah-daerah eks Kekaisaran Rusia.
3. Perang Saudara Cina
Perang Saudara
Cina adalah konflik di Cina antara Kuomintang (KMT) dan Partai Komunis
Cina (PKC). Perang ini berawal pada 1927 setelah Ekspedisi Utara di mana
faksi sayap kanan KMT, dipimpin oleh Chiang Kai-shek, melepaskan pihak
Komunis dari aliansi KMT-PKT. Konflik utama berakhir secara tak resmi
pada tahun 1950 dengan pihak Komunis menguasai Cina Daratan (termasuk
Pulau Hainan) dan pihak Nasionalis dibatasi di sisa wilayah mereka di
Taiwan, Penghu, dan beberapa pulau-pulau luar Fujian.
4. Perang Saudara Spanyol
Perang Saudara
Spanyol, yang berlangsung dari 17 Juli 1936 hingga 1 April 1939, adalah
konflik antara kaum Nasionalis yang dipimpin oleh Jenderal Francisco
Franco yang mengalahkan kaum Loyalis yang dipimpin oleh Presiden Manuel
Azaña dari Republik Spanyol Kedua. Kaum Loyalis mendapatkan senjata dan
relawan dari Uni Soviet dan gerakan Komunis internasional, sementara
kaum Nasionalis (atau Francois) didukung oleh negara-negara Fasis,
termasuk Italia dan Jerman. Kaum Republikan terdiri atas kaum sentris
(tengah) yang mendukung demokrasi liberal kapitalis hingga komunis dan
kaum revolusioner anarkis. Basis kekuatan mereka terutama adalah sekular
dan urban (meskipun juga termasuk kaum buruh tani yang tidak memiliki
tanah) dan khususnya kuat di wilayah-wilayah industri seperti Asturias
dan Catalunya. Negeri Basque yang konservatif juga memihak dengan
Republik, terutama karena ia, bersama-sama dengan tetangganya Catalunya,
berusaha mendapatkan otonomi dari pemerintahan pusat yang belakangan
ditindas dengan menciptakan sentralisasi terhadap kaum nasionalis. Kaum
Francois umumnya memiliki basis dukungan di pedesaan, masyarakat yang
kaya dan konservatif. Pada umumnya mereka Katolik Roma, dan mendukung
sentralisasi kekuasaan. Sebagian dari taktik-taktik militer dalam perang
ini – termasuk penggunaan taktik-taktik teror terhadap kaum sipil –
mendahului apa yang kelak terjadi dalam Perang Dunia II, meskipun baik
kaum Nasionalis maupun Republikan sangat mengandalkan pasukan infantri
ketimbang menggunakan taktik-taktik modern seperti blitzkrieg (serangan
kilat) dengan tank dan pesawat-pesawat terbang.
5. Perang Saudara Lebanon
Perang Saudara
Lebanon adalah perang saudara yang meletus di Lebanon. Perang ini
berlangsung dari tahun 1975 hingga 1990 dan mengakibatkan 130.000 hingga
250.000 penduduk tewas.
Tidak ada
konsensus di antara ahli dan peneliti mengenai apa yang menyebabkan
Perang Saudara Lebanon. Keterlibatan Suriah, Israel, Amerika Serikat dan
Organisasi Pembebasan Palestina memperburuk konflik. Setelah
pertempuran berakhir sebentar pada tahun 1976 karena mediasi Liga Arab
dan intervensi Suriah, perselisihan Palestina-Lebanon berlanjut, dengan
pertempuran terpusat di Lebanon Selatan.
6. Perang Saudara Inggris
Perang Saudara
Inggris adalah seri konflik bersenjata yang terjadi antara
Parliamentaria dan Royalis antara tahun 1642 dan 1651. Perang saudara
Inggris pertama (1642–1646) dan kedua (1648–1649) terjadi antara
pendukung Raja Charles I melawan mendukung Long Parliament, sementara
perang ketiga (1649–1651) merupakan perang antara pendukung Raja Charles
II dan pendukung Rump Parliament. Perang ini berakhir dengan kemenangan
parlementer pada Pertempuran Worcester tanggal 3 September 1651.
7. Perang Saudara Kamboja
Perang Saudara
Kamboja adalah konflik yang terjadi antara tentara Partai Komunis
Kampuchea dan sekutu mereka Republik Demokratik Vietnam (Vietnam Utara)
dan Front Nasional Pembebasan Vietnam Selatan melawan pemerintah Kamboja
yang didukung ole Amerika Serikat dan Republik Vietnam (Vietnam
Selatan).